ASI Mbojo

Bima, sebuah kota yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Barat, memiliki banyak destinasi wisata yang menarik untuk dijelajahi. Salah satu tempat wisata yang layak dikunjungi adalah Museum Asi Mbojo. Menyimpan sejarah panjang Kerajaan Bima, museum ini menawarkan pengalaman unik kepada pengunjungnya. Mari kita telusuri lebih dalam mengenai Museum Asi Mbojo ini dan apa yang dapat Anda harapkan ketika mengunjunginya.

## Museum Asi Mbojo: Menjelajahi Sejarah Kerajaan Bima
Museum Asi Mbojo merupakan tempat yang penting dalam mengenal sejarah Kerajaan Bima, yang berdiri sejak tahun 1220 hingga berakhirnya masa kesultanan pada tahun 1951. Pada masa tersebut, terdapat dua istana yang dapat kita lihat hingga saat ini, yaitu Asi Bou dan Asi Permanen.

Pertama kali dikenal pada abad ke-2 M, istana Bima atau yang populer disebut “Asi” oleh masyarakat setempat, didirikan oleh Indra Zambrut, Raja Bima pertama. Asi Wadu Perpati merupakan Asi tertua di Kabupaten Bima dan dibangun dengan partisipasi masyarakat melalui gotong royong di bawah pimpinan Bumi Jero sebagai Kepala Bagian Pembangunan dan Pertukangan.

Dalam sejarahnya, istana Bima dibangun menggunakan bahan kayu jati alam yang berumur ratusan tahun, mulai dari masa pemerintahan Raja Indra Zamrud hingga Sultan Abdul Aziz. Pada masa Sultan Ibrahim, istana tersebut dibangun secara semi permanen dengan kayu jati alam, sementara serambi depannya dibangun permanen. Kemudian, pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Salahuddin, istana permanen yang kini masih berdiri dengan megahnya dibangun.

## Arsitektur dan Pengaruh Eropa
Istana Bima memiliki gaya arsitektur yang terinspirasi oleh gaya Eropa. Pembangunannya dimulai pada tahun 1925 dan dirancang oleh seorang arsitek Indonesia kelahiran Ambon, bernama Obzichter Rehatta. Rehatta datang ke Bima karena ditengarai sebagai tokoh pergerakan dan diasingkan oleh penjajah Belanda. Selama proses pembangunan, Rehatta dibantu oleh Bumi Jero Istana, yang saat ini telah berfungsi sebagai Museum Daerah.

Museum Asi Mbojo memiliki struktur bangunan permanen yang terdiri dari dua lantai, dengan arsitektur yang mencerminkan perpaduan gaya Bima dan Belanda. Pembangunan museum ini memakan waktu lima tahun dan resmi dijadikan Istana Kesultanan Bima pada tahun 1930.

## Menjelajahi Museum Asi Mbojo
Ketika berkunjung ke Museum Asi Mbojo di Bima, ada banyak hal menarik yang dapat Anda eksplorasi. Di dalam museum, Anda akan menemukan berbagai koleksi yang terkait dengan sejarah dan budaya Kerajaan Bima. Beberapa di antaranya adalah pakaian adat, senjata tradisional, perhiasan, arca, dan berbagai artefak bersejarah lainnya.

Selain itu, museum ini juga memiliki ruang pameran khusus yang menampilkan lukisan, foto, dan dokumentasi mengenai sejarah Kerajaan Bima. Anda bisa melihat langsung bagaimana kehidupan di masa lalu dan pemahaman yang lebih mendalam tentang budaya Bima.

Selama perjalanan di museum, Anda akan didampingi oleh pemandu yang akan menjelaskan setiap detail yang terkait dengan koleksi dan sejarahnya. Pemandu ini akan senang untuk menjawab pertanyaan Anda dan memberikan informasi tambahan yang mungkin Anda ingin ketahui.

## Informasi dan Tips Penting
– Lokasi: Museum Asi Mbojo terletak di Jalan Poros Sape-Bima, Lambu, Bima, Nusa Tenggara Barat.
– Jam Operasional: Museum ini buka setiap hari dari pukul 08.00 hingga 17.00 WITA.
– Harga Tiket: Untuk masuk ke Museum Asi Mbojo, Anda akan dikenakan biaya tiket masuk sebesar Rp 10.000 per orang untuk wisatawan domestik dan Rp 20.000 per orang untuk wisatawan mancanegara.
– Fotografi: Pengunjung diperbolehkan memotret di dalam museum dengan menggunakan kamera ponsel atau kamera non-profesional. Namun, penggunaan flash atau kamera profesional tidak diizinkan.
– Etika Mengunjungi: Saat mengunjungi museum, penting untuk menjaga kebersihan dan ketertiban. Jangan merusak atau menyentuh koleksi yang ada dan ikuti petunjuk pengunjung yang diberikan oleh pemandu.

By Liburdulu.com