Jelajah Wisata Bima: Rimpu, Budaya dalam Dimensi Busana Masyarakat Bima
Rimpu, Budaya dalam Dimensi Busana Masyarakat Bima
Bima, sebuah kota kecil yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Barat, memiliki budaya yang kaya dan menarik. Salah satu aspek budaya yang menjadi daya tarik wisatawan adalah Rimpu, sebuah budaya dalam dimensi busana yang dimiliki oleh masyarakat Bima atau Dou Mbojo.
Apa itu Rimpu?
Rimpu merupakan cara berbusana tradisional masyarakat Bima yang mengandung nilai-nilai khas dan sejalan dengan kondisi daerah yang bernuansa Islam. Rimpu terdiri dari rangkaian pakaian yang menggunakan dua lembar sarung khas Bima. Dalam Rimpu, kedua sarung tersebut digunakan untuk bagian bawah dan bagian atas pakaian. Pakaian ini khusus diperuntukkan bagi kaum perempuan, sedangkan kaum pria menggunakan “katente” yang berupa menggulungkan sarung di pinggang.
Sarung yang digunakan dalam Rimpu dikenal sebagai Tembe Nggoli atau Sarung Songket. Sarung ini dibuat dengan menggunakan benang kapas yang dipintal sendiri melalui tenunan khas Bima yang dikenal dengan Muna. Sarung songket ini memiliki beragam motif yang indah, seperti nggusu waru (bunga bersudut delapan), weri (sudut empat mirip kue wajik), wunta cengke (bunga cengkeh), kakando (rebung), bunga satako (bunga setangkai), dan sarung nggoli yang memakai benang rayon sebagai bahan bakunya.
Rimpu sebagai Warisan Budaya
Rimpu bukan hanya sekadar busana tradisional, tetapi juga memiliki makna dan nilai-nilai budaya yang dalam. Pemakaian Rimpu merupakan bagian dari identitas budaya masyarakat Bima dan telah menjadi warisan budaya yang dijaga dan diwariskan dari generasi ke generasi. Rimpu juga menjadi simbol kebanggaan masyarakat Bima dalam mempertahankan kekayaan budaya mereka.
By Liburdulu.com